Samstag, 5. Dezember 2015

Seandainya pendidikan spesialis Indonesia seperti di Jerman!

Hallo pembaca Indonesia...

Ingin cerita sedikit tentang sistem pendidikan Spesialis di Jerman...
Mungkin sudah banyak Blog yg dengan detil menceritakan step-step apa yg harus dilakukan kalau kamu mau ambil spesialisasi dokter di Jerman. Tapi tulisan ini gak akan membahas sedetil itu... 
Saya cuma tergelitik saja karena miris dengan berita akhir2 ini tentang nasib teman-teman dokter di Indonesia, dan juga pengalaman saya sendiri dulu... 

Singkatnya... bagi dokter/dokter gigi yg baru lulus di Indonesia, nasibnya ngenes banget...
Mau kerja sebagai dokter umum saja, gajinya sangat kecil, mungkin lebih kecil dari buruh pabrik... :( 
Mau sekolah lagi ambil Spesialis? Bukan rahasia lagi butuh biaya yg besar sekali untuk biaya uang pangkal & semesterannya. Terutama kalau kamu keukeuh ingin bidang favorit & di kota2 besar. 

Sebaliknya di daerah2 pun kekurangan dokter, jangankan dr. Spesialis, dr.Umum pun sulit.

Saya pun membayangkan seandainya sistem pendidikan spesialis seperti di Jerman bisa diterapkan di Indonesia.... mungkin masalah kekurangan dokter di daerah, masalah biaya masuk pendidikan spesialis yg mahal, masalah gaji dokter umum yg kecil, bisa diselesaikan... 
Bagaimana sih sebenarnya sistem kesehatan & pendidikan spesialis di Jerman itu ?



Sistem pendidikan spesialis mereka adalah Hospital Based, bukan seperti di Indonesia yg University Based. 
Jadi begini.... misalkan di sebuah Rumah Sakit memiliki beberapa bagian : Penyakit Dalam, Ginekologi dsbnya, tiap bagian tsb terdiri dari : 

  • 1 orang dokter kepala (Chefarzt) 
  • beberapa dokter spesialis senior yg sudah berpengalaman (Oberarzt)
  • beberapa dokter spesialis (Facharzt)
  • dokter residen yg sedang dalam masa pendidikan spesialis (Assistenzarzt) atau yg sering disebut sebagai dokter Residen. 
Gambaran salah satu tim dokter bagian Penyakit Dalam : Gastroenterologi (Pencernaan), Onkologie dan Infeksiologi
di salah satu Rumah Sakit di Jerman. Gambar diambil dari sini

Jadi setiap mahasiswa kedokteran yg sudah lulus ujian negara kedokteran Jerman (Staatsexamen) dapat melamar di Rumah Sakit yg membuka lowongan tersebut, sesuai dengan minat masing2 orang.

Bila seorang Assistenzarzt sudah mendapatkan Rumah Sakit yg mau menerimanya, maka dimulailah masa pendidikan spesialis (Weiterbildung) tsb, lamanya tergantung masing-masing bagian, namun rata-rata sih 5 tahun. 

Selama 5 tahun tersebut sesorang akan bekerja setiap hari menangani pasien2 di bagian spesialis tsb, entah IPD, Jantung, Urologi dll. Misalnya kalau di bagian Urologi : menerima  pasien dengan keluhan kencing batu, memeriksa dengan USG, menetapkan diagnosa & perawatan apa selanjutnya yg harus dilakukan. Semua tindakan tsb tentunya di bawah pengawasan, sepengetahuan & seijin Oberarzt

Untuk tindakan operasi, seorang Assistenzarzt akan menjadi asisten dari Facharzt maupun Oberarzt saat operasi, tergantung operasinya, besar atau kecil dsbnya. Pada tahun-tahun akhir masa pendidikan kadang seorang Assistenzarzt diijinkan melakukan tindakan operasi sendiri, tapi tetap di bawah pengawasan atasannya. 

Selama masa pendidikan tersebut Assistenzarzt digaji dengan gaji pokok bulanan, plus gaji tambahan jika mereka melakukan gaji bulanan. Besarnya? Sesuai standard lulusan diplom (setara Master), apalgi bila ditambah gaji jaga malam, gajinya lumayan banget... sangat cukup untuk membiayai keluarga di Jerman (istri, anak2, menabung dan mengirimi orang tua di Indonesia :D ).
Oya tiap tahun juga ada peningkatan gaji, walaupun sedikit.

Setelah 5 tahun masa pendidikan tsb, Assistenzarzt harus mengikuti ujian dokter spesialis (Facharztprüfung) , dan bila lulus ia mendapatkan gelar Facharzt , tentunya dengan penigkatan gaji dan kompetensi :D 
Oya, pasien yg datang juga tidak perlu lagi membayar karena semua sudah dibiayai oleh asuransi (Krankenversicherung
Demikian sebagai sedikit gambaran pendidikan spesialis di Jerman... 

Seandainya di Indonesia bisa diterapkan demikian mungkin akan dapat berguna bagi banyak pihak. Misalnya dokter-dokter lulusan kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dll, yg jumlahnya banyak sekali itu, mereka semua tersebar semua ke semua daerah, terutama luar Jawa, untuk melakukan pendidikan spesialis, misalnya di kota Ambon, Manado, Jayapura dsbnya... 
Untuk RS di daerah tentunya untung karena memperoleh tenaga dokter yg mau bekerja, untuk dokter juga untung karena selain bisa belajar menjadi dokter spesialis, juga menerima gaji bulanan, dan bisa langsung membiayai keluarga. 
Hal ini tentunya bila sistem asuransi kesehatan di Indonesia sudah bisa berjalan dengan baik dan "masuk akal". 

Indonesia dengan BPJSnya saat ini menurut saya awal yg cukup baik sebagai sistem pembiayaan kesehatan masyarakat. Meskipun bila mendengar dari teman-teman dokter dan dari media sosial tentang BJS ini, tentunya masih banyak kekurangan disana sini yg masih harus disempurnakan, semoga ke depannya dapat makin baik, dengan sistem pembiayaan yg lebih "masuk akal"
Ya semoga, maju terus Indonesia... :D  



Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen

Sag deiner Meinung!

Our Partner